Peringkat Harga Bensin per Liter di Dunia (Juni 2025): Hong Kong Termahal, Iran Termurah

Berdasarkan data Juni 2025, Hong Kong menempati posisi puncak sebagai negara dengan harga bensin per liter termahal di dunia, mencapai $3,45. Posisi ini diikuti oleh Islandia dan Denmark yang juga menunjukkan tingkat harga yang sangat tinggi. Sebaliknya, negara-negara seperti Iran dan Libya memiliki harga bahan bakar yang sangat rendah, bahkan tidak mencapai $0,05 per liter. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ke-145 dengan harga $0,76 per liter, menyoroti adanya perbedaan signifikan dalam kebijakan fiskal dan subsidi energi antar negara.

Peringkat Harga Bensin Global
Infografis ini menampilkan peringkat harga bensin di seluruh dunia berdasarkan negara. Hong Kong menempati posisi teratas dengan harga $3.45 per liter, diikuti oleh Islandia ($2.44) dan Denmark ($2.23). Sementara itu, Libya, Iran, dan Venezuela memiliki harga bensin terendah.

Harga bensin adalah biaya moneter yang dikenakan kepada konsumen untuk setiap liter bahan bakar jenis bensin. Harga ini sangat bervariasi antar negara karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk harga minyak mentah global, tingkat pajak yang dikenakan oleh pemerintah, biaya penyulingan dan distribusi, serta tingkat subsidi energi yang diterapkan.

Faktor Penentu Perbedaan Harga Bahan Bakar Global

Perbedaan harga bahan bakar antar negara dipengaruhi oleh kombinasi kompleks dari berbagai faktor ekonomi dan kebijakan. Salah satu komponen utama adalah harga minyak mentah di pasar global, yang berfluktuasi berdasarkan dinamika penawaran dan permintaan, serta stabilitas geopolitik di wilayah produsen utama. Namun, harga minyak mentah hanyalah titik awal. Faktor yang paling signifikan dalam menciptakan kesenjangan harga adalah kebijakan fiskal pemerintah, terutama dalam bentuk pajak dan subsidi.

Negara-negara dengan harga bensin tinggi, seperti Hong Kong dan mayoritas negara Eropa, memberlakukan pajak bahan bakar yang berat. Pajak ini sering kali menjadi sumber pendapatan negara yang signifikan dan digunakan untuk mendanai infrastruktur, layanan publik, atau sebagai alat untuk mendorong penggunaan transportasi publik dan kendaraan yang lebih hemat energi. Selain pajak, biaya penyulingan, distribusi, dan pemasaran juga menambah beban biaya yang akhirnya ditanggung oleh konsumen.

Kesenjangan Ekonomi dan Kebijakan Energi

Kesenjangan harga yang ekstrem antara negara-negara di peringkat atas dan bawah mencerminkan perbedaan mendasar dalam struktur ekonomi dan kebijakan energi. Di satu sisi, negara-negara produsen minyak utama seperti Venezuela, Libya, Iran, dan Kuwait mampu menawarkan harga yang sangat rendah berkat subsidi besar dari pemerintah. Bagi negara-negara ini, menjaga harga energi tetap terjangkau adalah bagian dari kontrak sosial dengan warganya dan cara untuk mendistribusikan kekayaan sumber daya alam. Subsidi ini secara efektif menghilangkan sebagian besar komponen biaya, mulai dari biaya produksi hingga pajak.

Di sisi lain, negara-negara pengimpor minyak yang tidak memiliki sumber daya energi domestik yang signifikan berada dalam posisi yang berlawanan. Mereka sepenuhnya bergantung pada pasar internasional dan sering kali tidak memiliki kemewahan untuk memberikan subsidi besar. Sebaliknya, mereka mengenakan pajak tinggi untuk mengelola permintaan dan mengumpulkan pendapatan. Posisi Indonesia, dengan harga $0,76 per liter, menunjukkan pendekatan jalan tengah. Sebagai negara produsen sekaligus konsumen besar, pemerintah Indonesia secara historis telah menggunakan subsidi untuk menjaga stabilitas harga dan melindungi daya beli masyarakat, meskipun kebijakan ini sering kali menjadi beban fiskal yang berat.

Dampak pada Perekonomian dan Konsumen

Harga bahan bakar memiliki dampak riak yang luas terhadap perekonomian suatu negara. Di negara-negara dengan harga tinggi, biaya transportasi menjadi lebih mahal, yang pada gilirannya meningkatkan biaya logistik untuk hampir semua barang dan jasa. Hal ini dapat memicu tekanan inflasi, mengurangi pendapatan diskresioner konsumen, dan memengaruhi daya saing industri yang bergantung pada transportasi. Konsumen di negara-negara ini cenderung lebih sadar akan efisiensi bahan bakar saat memilih kendaraan dan lebih mungkin untuk beralih ke transportasi umum atau kendaraan listrik.

Sebaliknya, harga bahan bakar yang rendah dapat merangsang konsumsi dan mobilitas. Biaya transportasi yang lebih murah mendukung sektor logistik dan industri, serta memberikan kelegaan finansial bagi rumah tangga. Namun, harga yang terlalu rendah juga dapat mendorong konsumsi berlebihan, meningkatkan kemacetan dan polusi, serta menghambat transisi ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Keseimbangan antara keterjangkauan dan keberlanjutan menjadi tantangan kebijakan yang terus-menerus bagi banyak pemerintahan di seluruh dunia.

Peringkat Harga Bensin per Liter di Dunia (Juni 2025)

Berdasarkan data Juni 2025, Hong Kong menempati posisi puncak sebagai negara dengan harga bensin per liter termahal di dunia, mencapai $3,45.

Change Chart

    Poin penting

    Kesenjangan Harga yang Ekstrem

    • Hong Kong tercatat sebagai wilayah dengan harga bensin tertinggi di dunia, menunjukkan biaya hidup dan pajak yang tinggi.
    • Negara-negara produsen minyak seperti Venezuela, Libya, dan Iran menawarkan harga terendah berkat kebijakan subsidi masif dari pemerintah.
    • Perbedaan harga antara negara termahal dan termurah dapat mencapai lebih dari seratus kali lipat, menyoroti ketimpangan ekonomi global.

    Faktor Ekonomi dan Kebijakan

    • Pajak bahan bakar yang tinggi adalah pendorong utama harga bensin yang mahal di banyak negara maju dan importir minyak.
    • Subsidi energi memainkan peran krusial dalam menekan harga di negara-negara pengekspor minyak, menjadikannya sangat terjangkau bagi warga lokal.
    • Posisi Indonesia dalam peringkat menunjukkan adanya intervensi pemerintah melalui subsidi untuk menjaga keterjangkauan harga di tengah fluktuasi pasar global.

    Peringkat teratas

    No. 1 Hong Kong $3,45

    Hong Kong menempati peringkat pertama sebagai negara dengan harga bensin termahal di dunia. Tingginya harga ini disebabkan oleh kombinasi pajak bahan bakar yang sangat tinggi yang diberlakukan oleh pemerintah, ketergantungan penuh pada impor minyak, serta biaya operasional dan lahan yang mahal untuk stasiun pengisian bahan bakar. Kebijakan ini juga bertujuan untuk mengendalikan jumlah kendaraan pribadi dan mendorong penggunaan sistem transportasi publik yang sangat efisien.

    No. 2 Islandia $2,44

    Islandia, sebagai negara kepulauan terpencil di Atlantik Utara, menghadapi biaya logistik dan transportasi yang tinggi untuk mengimpor bahan bakar. Selain itu, pemerintah Islandia memberlakukan pajak lingkungan dan pajak pertambahan nilai (PPN) yang signifikan pada bahan bakar sebagai bagian dari komitmennya terhadap keberlanjutan dan untuk mendanai layanan publik. Faktor-faktor ini secara kolektif menjadikan harga bensin di Islandia salah satu yang tertinggi di dunia.

    No. 3 Denmark $2,23

    Seperti negara Skandinavia lainnya, Denmark memiliki kebijakan pajak yang ketat terhadap produk energi, termasuk bensin. Pajak energi dan PPN yang tinggi merupakan komponen utama dari harga eceran. Kebijakan ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan negara yang penting tetapi juga merupakan strategi untuk mendorong efisiensi energi, mengurangi emisi karbon, dan mempromosikan penggunaan sepeda serta transportasi umum yang sudah sangat maju.

    No. 4 Belanda $2,16

    Belanda memberlakukan salah satu tingkat pajak bahan bakar tertinggi di Eropa, yang terdiri dari cukai dan PPN. Pajak ini secara signifikan menaikkan harga bensin bagi konsumen. Pemerintah menggunakan pendapatan dari pajak ini untuk berbagai tujuan, termasuk pemeliharaan infrastruktur jalan yang ekstensif dan investasi dalam proyek-proyek lingkungan. Tingginya harga juga sejalan dengan budaya bersepeda yang kuat di negara tersebut.

    No. 5 Israel $2,12

    Harga bensin di Israel sangat dipengaruhi oleh pajak pembelian yang ditetapkan oleh pemerintah dan diperbarui secara berkala. Meskipun berada di wilayah yang kaya minyak, Israel sangat bergantung pada impor energi. Pajak yang tinggi pada bahan bakar digunakan sebagai alat fiskal untuk mengelola pendapatan negara dan mengendalikan konsumsi energi di tengah situasi geopolitik yang kompleks di Timur Tengah.

    No. 145 Indonesia $0,76

    Indonesia berada di peringkat yang relatif rendah dalam daftar harga bensin global, menunjukkan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan rata-rata dunia. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kebijakan subsidi energi yang telah lama diterapkan oleh pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi. Meskipun menjadi produsen minyak, Indonesia juga merupakan importir bersih, sehingga kebijakan subsidi ini sering kali menjadi beban signifikan bagi anggaran negara.

    PeringkatNamaIndikatorIndikator tambahan
    No. 1
    Hong Kong
    $ 3,45
    Rp56.405
    No. 2
    Islandia
    $ 2,44
    Rp39.788
    No. 3
    Denmark
    $ 2,23
    Rp36.422
    No. 4
    Belanda
    $ 2,16
    Rp35.229
    No. 5
    Israel
    $ 2,12
    Rp34.592
    No. 6
    Singapura
    $ 2,10
    Rp34.395
    No. 7
    Liechtenstein
    $ 2,09
    Rp34.167
    No. 8
    Swiss
    $ 2,06
    Rp33.725
    No. 9
    Norwegia
    $ 2,02
    Rp33.039
    No. 10
    Albania
    $ 2,02
    Rp32.925
    No. 11
    Yunani
    $ 1,98
    Rp32.320
    No. 12
    Barbados
    $ 1,96
    Rp31.993
    No. 13
    Finlandia
    $ 1,96
    Rp31.961
    No. 14
    Italia
    $ 1,94
    Rp31.650
    No. 15
    Irlandia
    $ 1,93
    Rp31.503
    No. 16
    Mayotte
    $ 1,92
    Rp31.356
    No. 17
    Portugal
    $ 1,92
    Rp31.340
    No. 18
    Prancis
    $ 1,90
    Rp31.046
    No. 19
    Jerman
    $ 1,90
    Rp31.013
    No. 20
    Uruguay
    $ 1,89
    Rp30.882